Penat…
Fisik, hati, maupun jiwa ini
Seolah-olah…
Kedamaian sudah tidak ada lagi
di sini,
di Indonesia
Rasanya…
Hanya mereka yang masih polos
Yang masih merasakan bahwa
masa di bumi itu lama
Yang merindukan bulan ramadhan
dan hari raya itu lama sekali
Atau…
Mandi hujan itu sangat menyenangkan
”Tidak dingin tu”, kata mereka
Mereka…
Masih menikmati keindahan suasana desa
Kesejukan udara pagi, bahkan sorepun juga
Kebeningan embun yang bertengger di gemulainya sang rumput
Merdunya kicau burung-burung yang terbang bebas di atas kepala mereka
Setidaknya lewat buku-buku paket lusuh
Yang mereka pinjam di perpustakaan berdebu sekolah mereka
Mereka…
Masih sedang belajar dan mencoba mempraktekkan
Sikap-sikap terpuji yang diajarkan kepada mereka
Lewat mata pelajaran PPKn atau apalah namanya sekarang…
Tenggang rasa, hormat-menghormati, kejujuran,
nasionalisme, patriotisme, dan tolong-menolong
Beberapa contoh bahasannya…
Korupsi, pemanasan global, perampokan,
demo, anarkisme, geng motor…
Mereka pernah mendengar istilah-istilah itu
Bahkan mungkin sering…
Tapi, mereka tidak tahu apa artinya…
Mereka hanya tahu…
Setiap hari Senin harus melaksanakan upacara bendera
Mendengarkan teks Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila dibacakan oleh guru mereka
Juga menyanyikan lagu wajib nasional…
Mereka tidak tahu…
Jikalau “mereka-mereka” yang lain
Yang sangat jauh lebih mengerti dan fasih
tentang istilah-istilah yang mereka anggap kata-kata sulit itu,
yang terletak berserakan dalam gumpalan otak mereka yang baru berumur 8-11 tahun itu,
Justru melakukan perilaku –perilaku itu…
Mereka tidak tahu…
Jangankan gemulai rumput, bahkan pohon sekeras bajapun
sudah tumbang oleh “mereka-mereka”
Telah, sedang, dan akan tumbang…
Mereka tidak tahu…
Jangankan harga buku-buku paket lusuh yang mereka anggap mahal,
jumlah rupiah senilai seratus buah perusahaan penerbit bukupun,
bagi sebagian “mereka-mereka” yang melakukan korupsi, nilainya masih kecil
Dan mereka tidak tahu…
Jangankan burung-burung yang terbang di atas kepala mereka,
Burung-burung liar yang bersembunyi di dalam gua
dan atau berdiri gagah di atas puncak tertinggi di nusantarapun,
kena sasaran kerakusan “mereka-mereka” yang lain itu.
“Dor kena!!” atau “Masuklah kau ke dalam perangkap”, “mereka-mereka” berceloteh
Berceloteh kataku??
Mereka berhadapan dengan “mereka-mereka”
Bukan dalam debat di atas panggung megah yang memperadukan kemampuan otak
Atau di atas ring tinju bebas yang memperadukan kekuatan otot
Atau…di
Tapi…
Mereka akan diadu oleh alam di atas mayapada ini dalam satuan waktu
Mereka vis a vis “mereka-mereka”
Tentulah yang menang “mereka-mereka”