Friday, September 12, 2008

INILAH PULAUKU

INILAH PULAUKU

Satu satu hari ku lalui
Pada durasi 1/12 dalam masa hidup ini
Dalam agenda perintah agama
Menahan beberapa dimensi hidup
Disebutkan sedikit, tapi...
Cakupan dan faedahnya luas dan banyak
Itu kenapa, bukan saja ini yang terbaik,
Tetapi juga inilah yang benar, penyempurnaan dari yang lebih tua.
Namun...
Keberagaman, perbedaan, banyak macam, beda bentuk,
perdamaian, toleransi, saling menghargai
Itu semua indah, Itu semua perhiasan...
Artinya mahal, meminta sikap dewasa sepertinya
Yah sepertinya...

Aku tidak merasa
Aku lupa
Tapi aku sebenarnya tahu
Dia sangat penting, dia menentukan
Bukan hanya tentang kesempatan ku hidup
Juga, jika itu baik, baik pulalah yang lainnya-
yang sebenarnya hanyalah pembungkus.
Dia itu bukan Tuhanku
Melainkan hanya sebuah anugerah dari Tuhanku...
Celakanya!!!
Jika itu busuk, busuk pulalah tingkahku kepada Tuhanku
Makanya, Tuhanku menyuruhku menjaganya
Dia itu mahal, mahal kataku!!
Lebih mahal dibandingkan permata, emas, dunia sekalipun!!
Karena itu pertaruhan dengan Tuhanku
”Susah Tuhanku” itu sering kuteriakkan
”Berikan aku rahmat dan ridho-Mu” itu doaku untuk menjaganya
Dia terbungkus tebal
Bungkusnya tidak kelihatan
Tapi bisa dirasakan
Seperti anginkah itu??
Sepertinya begitu, pembungkusnya hanya angin
Tidak terlihat, namun menghanyutkan, buatku tertidur
Untung ada satu dari dua belas tadi...

Ketika ”si satu” ini datang
Dia menghangatkan, dia mengingatkan, dia menguatkan, tentunya membahagiakan...
Membahagiakan kataku, bukan menyenangkan, tapi membahagiakan!!
Kuharap kau tahu bahwa itu berbeda
Apalagi...
Ketika sekumpulan merdu datang-dan pasti datang
Menerpa, merasuk, kemudian menyelimuti si ”dia yang penting tadi”
Saat itu juga, bungkus yang tidak terlihat itu
Terkulai lemas, lenyap, sepertinya...memang sih masih bersisa...huh...
Aku memang aku...mungkin juga, kamu memang kamu??
Setidaknya aku akui itu...

Sebelum ”si satu” akan memuncak,
Aku lebih memuncak, juga lebih dulu
Aku gelisah, aku ingin
Tapi aku harus selalu ingat dengan tugas-tugasku
Yah...aku berusahalah untuk membuatnya harmonis
Jika mereka harmonis, aku senang...
Senang, karena aku akan bahagia...
Tahukah kau apa bahagia yang kumaksud??
Yaitu...
Ketika ”si satu” itu memuncak, maka...
Ketika itu aku akan menyambung, mengeratkan,
Mencoba mengikat lagi...
Sesuatu yang bernama silaturrahmi...
Dan tahukah kau juga???
Apa yang kumaksud ’aku memuncak’?
Memuncak keinginanku,
Memuncak hasratku,
Memuncak rinduku
Untuk pulang lagi ke daratanku, ke pulauku...
Mau tahu kah kau pulau itu dimana??
Pulau itu merupakan sebuah alas kaki kecil pulau besar disebelahnya
Pulau itu bernama Pulau Laut
Aku mau pulang, aku mau kembali, kerinduanku memuncak!!!
”Inilah pulauku”



Ramadhan, September 2008
Pagi buta dengan backsound lagu GIGI religi terbaru
Indah sangat pagi ini...





Thursday, September 11, 2008

PANTAI KRAKAL

Dingin ini belum pergi
Kali ini dia malah membangunkanku
Menyuruhku bangun untuk melihat isi rumahnya.

Aku bangun…
Aku tapakkan kakiku di lantainya
Lembut, dingin, bersih seolah tidak terjamah
Aku hirup udara...
Berat, dingin, angkuh seolah mengingatkanku akan
aura mistisnya...

Aku lemparkan pandangan jauh di sana
Tanpa tepi...
Gelombang itu seolah sekumpulan anak-anak
Asik bermain mengacuhkan kehadiranku

Masih kuingat cepat awan tadi malam
Berjalan di atas tubuhku yang sedang berbaring
Bulan purnama menerangi langit yang hitam
Laksana pusaka ampuh tuk menolak hujan

Kini kuberdiri di atas tebing batu pinggir pantai
Semakin luas dan nyata samudera di depanku
Mengingatkanku akan kecilnya diriku...
Tidak berartinya aku....
Terhadap kosmos...
Dan terhadap Tuhanku...