Friday, December 21, 2007

Bioskop Sekolah

Dalam beberapa hari ini, masih dalam suasana santai liburan, waktu buat dekat dengan kasur dan televisi sungguh banyak tentunya. Even i am not person who loves sleeping, but i have been enjoying it. hehe..

Berbicara mengenai televisi, ada yang begitu menarik perhatian saya. Beberapa hari ini aktor Denias yaitu Albert Fakdawer begitu sering muncul. Kemunculannya ialah dalam iklan pemerintah mengenai Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) dan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN). NISN ialah adalah kode pengenal siswa yang bersifat unik dan membedakan satu siswa dengan siswa lainnya. Sedangkan NPSN ialah kode pengenal sekolah yang bersifat unik dan membedakan satu sekolah dengan sekolah lainnya. Baik NISN maupun NPSN masing-masing memiliki prosedur yang telah ditetapkan pemerintah, jadi tidak bisa asal buat kode seperti buat nama email atau friendster..hehe..

Film "Denias" yang diangkat dari kisah nyata, membuat saya sering tertawa menontonnya, karena memang banyak adegan -adegan yang lucu di dalamnya. Film ini juga edukatif, inspiratif, dan motivatif. Banyak pelajaran yang bisa diambil, misalnya nasionalisme, kerja keras, dan pantang menyerah, tentunya masih banyak lagi.. Tidak salah jika film ini banyak mendapat penghargaan.

Disamping itu, film "Nagabonar Jadi Dua" juga patut diacungi jempol. Film yang disutradarai dan diperankan oleh aktor senior Dedi Mizwar ini juga berbicara masalah nasionalisme. Tidak berbeda dalam hal kualitas dengan Denias, film ini edukatif, inspiratif, dan menumbuhkan rasa nasionalisme itu sendiri. Tentunya juga banyak penghargaan yang diraih, baik film itu sendiri maupun bagi para aktornya.

Dalam pembuatan film tersebut tentunya pesan-pesan yang terkandung di dalamnya ingin disampaikan kepada para penonton maupun masyarakat keseluruhan (generasi muda khususnya) . Pertanyaannya, sudah seberapa jauhkah film itu ditonton dan pesan-pesan yang terkandung dalam film tersebut dimengerti sehingga menjadi inspirasi bagi para penontonnya?
Beruntunglah bagi individu-individu yang tinggal di daerah di mana sarana untuk akses terhadap film tersebut mudah. Dalam hal ini kita berbicara mengenai ketersediaan bioskop ataupun tempat rental film-film (walaupun harus menunggu lumayan lama untuk ketersediaan VCD Originalnya). Tapi bagaimana dengan daerah yang tidak tersedia akan sarana-sarana di atas..?

Bagi saya pribadi merupakan hal yang hebat ketika setiap sekolah di Indonesia mengadakan pemutaran film tersebut yang ditonton oleh semua civitas akademik (murid, guru, dll) atau bisa disebut bioskop di sekolah. Dalam hal ini pemerintah daerah setempat membagikan VCD film secara gratis, satu sekolah satu. We are not talking about financial, APBD tidak akan terganggu sedikit pun kok..hehe...Adapun jika pemda setempat tidak ada keinginan ke arah sana, sepertinya inisiatif para guru sendiri untuk hal itu patut diberikan two thumbs up.

Ada banyak manfaat yang diperoleh, di antaranya :
  • Pesan film tersebut sampai ke penonton potensial (generasi pelajar), sehingga terbentuknya pelajar Indonesia yang di samping pintar atau cerdas, juga cinta terhadap tanah air. Kecintaannya terhadap tanah air, sedikit banyak pasti tidak akan mengikuti perilaku negatif generasi di atasnya, korupsi contohnya.
  • Hubungan emosinal antara guru dan murid akan lebih tumbuh dengan terciptanya suasana kekeluargaan ketika menonton, walau guru-guru sudah menonton ataupun malas nonton, pura-pura nonton lah..hehe...
  • Beban para murid akan pelajaran akan berkurang, karena menonton ialah hiburan.
  • Murid-murid akan lebih mencintai sekolah mereka. Mereka pasti tidak akan pernah melupakan momen ini kelak.
Sedikit informasi, sepertinya hal ini telah dilakukan oleh Ponpes Darussalam Gontor. Saya mengetahuinya ketika berbincang-bincang dengan salah satu murid di situ.

(Tulisan ini dibuat saat Yogyakarta tidak dalam keadaan hujan, tetapi cuaca yang lumayan dingin..Hmm...)




Wednesday, December 19, 2007

1,5 tahun di Kampus Diploma...


"Huh...akhirnya selesai juga..." (bukan Akhirnya Datang Juga, nanti dimarahin Trans TV..hehe.)

Kalimat itu keluar sehabis saya submit berkas yang diperlukan untuk wisuda di bagian akademik kampus. Setelah seharian berputar sekitaran UGM untuk mengumpulkan syarat-syarat yang dibutuhkan untuk wisuda nanti.

Syarat-syarat yang saya maksud ialah: Surat Keterangan Bebas Pinjam Buku (level kampus, Fakultas, dan Perpus Pusat), Bebas Penggunaan Lab. Komputer (level kampus), Bebas Penggunaan alat-alat (mengurus di Gedung Pusat), dll. Pertanyaannya, kenapa semua itu harus diurus oleh masing-masing mahasiswa , padahal tentunya lebih mudah jika itu dilakukan oleh pihak akademik sendiri dengan langsung menghubungi ke unit-unit yang bersangkutan secara kolektif. Apalagi apa susahnya jika itu dalam satu gedung, dan tinggal minta daftar keterangannnya (contoh: Surat Bebas Keterangan Pinjam Buku di Perpus & Bebas Penggunaan Komputer di Lab. Kom), walaupun semua itu ada sedikit tambahan biaya administrasi (kalo di total banyak juga), kan bisa langsung ditambah dengan biaya wisuda. Saya pribadi merasa aneh juga, hanya untuk menerbitkan satu lembar surat keterangan harus membayar sejumlah rupiah yang tidak proposional dengan cost fisik (kertas+printing+stempel, tenaga kerja) surat keterangan tersebut. Alasan di atas bukan mencerminkan malas untuk mengurus atau pelit untuk membayar biaya administrasi, tapi tidak lebih hanya merupakan pertanyaan besar pada diri saya mengenai apa yang seharusnya.

Adapun untuk mengikuti wisuda diwajibkan harus mengikuti dan dinyatakan lulus ujian kompre dulu. Alhamdulillah pada tanggal 15 Desember 2007 akhirnya lulus juga setelah satu minggu refresh bahan, walaupun ada beberapa teman yang belum lulus. Kasihan juga, tapi mau bagaimana lagi.

Suasana saat itu memang tegang, banyak juga teman-teman yang pesimis, serius, de el el deh. campur jadi satu. Tapi bagi saya sih santai saja, yang penting sudah berusaha, keputusan tinggal menunggu (hehe..sok tenang, padahal risau juga kalo tidak lulus..). Dress Code hari itu hitam putih, artinya warna pucat dan berkabung..hehe...tergantung penafsiran orang lah ya..Putih kan juga warna yang suci.

Hmm..Kurang lebih satu bulan waktu kosong untuk menunggu ujian ekstensi S1 UGM, hari-hari dihabiskan untuk hobi lama yang selama ini dilupakan, yaitu main band..hehe..Memang ada juga rencana acara study tour (bahasa halusnya jalan-jalan..hehe) bersama teman-teman lain, tapi masih sebatas planning, melihat keadaan.





Friday, December 14, 2007

Naik Kuda


Minggu 9 Desember 2007, schedule pergi jalan-jalan keliling Yogya. Even kita hanya jalan ke Kotagede untuk windowshopping ke kerajinann perak. Memang sebelumnya saya sudah pernah ke sana bersama my beloved mother beberapa bulan yang lalu ketika beliau mampir ke Yogya.

Tapi ternyata sebelum berangkat tiba-tiba terlintas pikiran kenapa tidak langsung ke Pantai Parang Tritis sekalian, lagipula belum pernah kesana sebelumnya, dan tentunya kesana mau berenang. Kebetulan sudah membawa barang-barang kebutuhan renang (boxer + handuk+sabun) so, why not. Dikatakan kebetulan karena memang Sabtu malam itu rencana mau renang (aktifitas sering di malam Minggu klo tidak ada konser band favorit) tapi canceled dan langsung aja menginap di tempat teman. Sehabis mandi langsung check out..brem..brem...

Sesudah sampai ke Kotagede langsung lanjut ke Parang Tritis. Sesampai di Paris santai dulu naik kuda dan makan jagung bakar. Sehabis makan dan nunggang kuda langsung ganti baju dan celana buat renang. Eh baru aja mau berenang ada kejadian orang yang hanyut dibawa ombak. Untungnya para baywatcher (bahasa kerennya..hehehe) mampu menolongnya, walaupun menurut pandangan saya agak lambat dan kurang profesional. Korban tidak langsung dibawa ke RS terdekat dan hanya diletakkan di pinggir pantai dengan sekedar di urut-urut pada bagian perut dan leher.

Satu hal yang lucu bagi saya sewaktu melihat korban, yaitu ternyata korban menggunakan celana jeans dan t-shirt ketika berenang. Mau kasih tahu saya nggak, itu trend berenang di mana ya..?? hehehe...But it had been happening..Finally, tidak tahu bagaimana akhirnya itu korban, sepertinya sih survive aja.

Terpaksa rencana berenang gagal lagi..aduh...Lagi pula t-shirt yang saya pakai buat renang berwarna hijau...Yah tahulah mitosnya..Lebih baik bermain aman..hehehe...

Anyway keinginan renang belum tercapai, padahal besok kompre lagi, trus malamnya ada konser Cokelat di Lapangan TVRI Yogya..Sepertinya bakalan nonton nih, ini band favorit ane...
Tapi di Trans TV juga ada Konser Gigi dll dalam acara ultahnya Trans TV..Yah Renang batal, Nonton Gigi di tv batal, itu demi Coklat..hehe..Giliran Gigi nanti tanggal 11 Januari 2008 deh di Mandala Krida, konser akbar 30 lagu, gokiiiiiillllll....Ready for the jump...

Tapi sedikit lupa, ujian kompre besok harus sukses..dan malamnya celebration in concert...
Bye...Peace, Luv & Respect..

Saturday, December 1, 2007

Untung Ada Asuransi


Minggu ini sungguh minggu yang melelahkan. Sudah dalam tujuh hari ini harus bolak-balik ke dealer, kantor asuransi, dan kepolisian (polsek, polres, dan polda). Mungkin sudah bisa ditebak ada apakah gerangan.

Pada malam minggu pukul 20.30 WIB, tepatnya tanggal 24 November 2007 saya kehilangan sepeda motor saya. Sehabis latihan fitnes pukul 18.15 WIB saya parkir sepeda di gang kos dengan keadaan stang terkunci. Eh ternyata, setelah mau cari makan sekitar jam 20.30, saya tidak menemui SM saya lagi di situ. Dan ternyata warga juga melihat kejadiannya, bahwa ada seseorang yang tergesa-gesa menyalakan sepeda motor dan langsung membawanya ngebut.


Sewaktu kehilangan,like common people, pastinya kaget. Saya coba mencari dengan dibantu teman -teman kos dengan menggunakan sepeda motor mengelilingi sekitaran kampung kos saya, but the result was nothing....
Beberapa cara sudah saya tempuh, baik lapor polisi maupun metode alternatif, yaitu bertanya kepada orang pintar di Kab. Bantul. Memang saya bisa lihat wajah orang yang mencurinya pada dasar gelas yang diisi dengan air teh, tapi saya tidak mengenalnya...huh..

Finally, saya lebih memilih mengandalkan asuransi. Konsekuensi logisnya saya harus mengurus surat-surat yang dibutuhkan oleh pihak asuransi pada kepolisian. Tentunya lelah dan harus bolos kuliah beberapa kali, but it's ok, urgent.
Saya yakin semua atas kehendak-Nya dan pasti ada maksud, tujuan, dan hikmah di dalamnya. Beberapa sudah saya temukan, dan pastinya masih banyak lagi yang masih tersimpan. Saya bersyukur Allah mengambil harta titipannya dengan cara seperti ini, dibandingkan saya harus tergeletak di rumah sakit karena kecelakaan, sakit parah, ataupun musibah lainnya. It is not about lossing, it is about learning, bersyukur, dan tahap pendewasaan. Tapi mudah-mudahan jangan kehilangan lagi...hehe.. Susah dalam hal pengurusan birokrasinya, ya seperti itulah, but i have been knowing it.

"Setiap orang tahu, untuk mendapatkan sesuatu yang berharga memang harus dibayar dengan usaha, pengorbanan, dan doa."