Monday, January 31, 2011

My Self-Preaching Note on Facebook (21-30)





A million of good theory will have no impact at all 
in a heart of which the compassion and humility are absent within.


Melihat dari ketinggian ke bawah ialah lebih indah 
daripada melihat ke ketinggian dari bawah. 
That's the way you understand your surrounding wisely. 
Akan tetapi, 
ketinggian itu hanya di dapat dari pengertian-pengertian baik yang dimengerti...


There is a point of time you think that your contributions is not that significant..
It isn't that you are incompetent, 
but merely about the ideal ones. 
It must be the right person in the right time, in right position...


Once the decision made, life is changing then, just the way it is...


We, as a whole nation, do not go far enough 
because too much listening and considering the doubting words from others. 
We, one day, may fail. But the next day, 
we can learn mistakes and carry on the journey to the envisioned ones. 
It is just a matter of willingness to try...


Untuk segala kepelikan hidup di kemudian hari, 
ialah segala sesuatu yang awalnya mudah namun tidak dilakukan. 
Sementara itu, untuk segala kecemerlangan hidup di kemudian hari,
ialah segala sesuatu yang awalnya sulit namun terus dilakukan. 
Keduanya sama, 
hanya perihal keputusan yang sifatnya bijaksana dan ikhlas untuk melakukan. 
Untuk mendekatkan, seharusnya anda melakukan. 
(self-preaching note #21)


He who is the true leader will never talk about how heavy his burden 
as a leader is to his people--not even about his salary. 
Mungkin kita terlalu banyak berceloteh dalam keseharian, 
sehingga melupakan mana yang prinsipil dan kritis...
(self-preaching note #22)


Anything happens, even when you lose or fail,
if you do the virtue and the right, you win.
This is called "sportive living"; another term of integrity.
(self-preaching note #23)



One that more powerful than connection to open the "door"
is the combination of strong willingness, the courage to try, and the efforts 

to present your best attitudes.
To actualize your dreams, you are required to manifest your best attitudes.
(self-preaching note #24)



Those who get respect from the people younger than them
are those who are humble and understand others.
The older you are, the more you should understand
what really counts and matters for the sake of effectiveness and glory of life.
(self-preaching note #25)



Tidak berbeda dengan dalam kemenangan, momentum juga berada dalam kekalahan. 
Negara ini terhanyut dalam momentum kekalahan perilaku koruptif 
dari anak-anak bangsanya sendiri.
Satu-satunya cara untuk memecahkan momentum ini 

ialah aksi kejutan yang powerful dari pemilik autoritas tertinggi negara. 
Be bold and have the incredibly strong breakthrough actions
--the strong leadership example.


Rasa malu ini sudah tidak membuat malu lagi di antara kita sesama bangsa 
yang tinggal dalam lingkungan negatif yang membiasa dan melenakan ini.
Tapi, rasa malu kepada bangsa lain tidak akan pernah hilang...
Inilah pegangan terakhir...
(self-preaching note#26)



Yang ditunggu dari pemimpin itu ialah keputusan dan aksi strategik 
untuk peningkatan kualitas hidup orang-orang yang dipimpinnya.
Para ahli agama, orang yang lebih tua, dan orang bijaksana ada di samping pemimpin 

untuk memberikan petuah, nilai, dan kebijaksanaan 
untuk terjaminnya kualitas kepemimpinan pemimpin. 
Pemimpin lah yang mendekat kepada mereka.
Karena, keanggunan pemimpin itu terpancar hanya jika dirinya merendahkan hati.
Seharusnya, pemimpin lebih banyak mendengar...

(self-preaching note#27)


Victory loves preparation. #Mechanic


To pursue your dreams and ideals, you need to master an art: 
the art how to make sure your self of when to discuss (instead of bargaining) 
your dreams and vision to other people and when to think deeply alone. 
Indeed, it is that "holy".
(self-preaching note #28)


We potentially become happy when 
we have excitement at specific area, domain, or thing in life. 
You find it may be in your job, service, relationship, and so forth. 
Excitement is powerfully potent to change and to transform you; 
make sure it is for the sake of your greatness. 
(self-preaching note #29).


Everytime you feel both inferior and negative,
go to work and study hard of your core competence.
Everyone has it...
Come into your own!!
(self-preaching note #30)

My Self-Preaching Note on Facebook (11-20)







This life is a universal campus for us 
to garner unlimited knowledges, insights, and wisdoms. 
The opportunity is widely open, every day...
The hardest thing to keep is the enthusiasm,
the awareness that reminds us
that we have to always move, learn, and share...
(self-preaching note #11)



You are what matters to you.
(self-preaching note #12)


I have been going that far, but I haven't been going far enough.
(self-preaching note #13)



For that high, it must be that much and high enough too.
Higher obsession requires higher devotion and emotion.
That's an undeniable law...
(self-preaching note #14)



Remember this preach?: "Despite you win in a race of rats, you are still a rat!"
You are what and who surrounds you.
This is merely about decision making and determination.
(self-preaching note #15)



The unwillingness to move out of your comfort zone
is the reflection of your unbelief of
that you can be a new one, yet better of course.
Indeed...
the repetition and the routine really shape us,
and,
make us believe that this is us, the best us, and nothing else important..
But, why are you envying other's superiority?
Please rethink and redefine yourself...
You deserve for that too.
(self-preaching note #16)



You don't know many things, but you can learn everything, right?
(self-preaching note #17)



Setiap pribadi memiliki potensi yang sama untuk sampai ke sana,
hanya spesifikasinya yang berbeda.
Tugas anda sang pemimpin
ialah untuk memperlihatkan dan mendefinisikan kenyataan,
kemudian mengarahkan dan memungkinkan pribadi-pribadi
yang anda pimpin untuk mampu mencapai potensi mereka.
Siapapun anda bagi mereka, anda hanya melakukannya.
Itulah maksud kepemimpinan tanpa titel itu...
(self-preaching note #18)



At the end of your journey,
it is the failures that makes you smile and graceful...
(self-preaching note #19)



Please show me the most successful person ever,
and I will show a person who has failures above all people...
If you have known that it is the failure that makes miracle,
and you keep carrying on,
why you are still sad?
(self-preaching note #20)


Wednesday, January 26, 2011

Doing the Interview at Metro TV




One that more powerful than connection to open the "door" is the combination of strong willingness, the courage to try, and the effort to present your best attitudes.



“Kepada siapa ya Pak saya tujukan proposalnya, ke bagian accounting?”
“Sebaiknya ke bagian perencanaan.”
“Oh,ada ya Pak bagian perencanaan.”
“Lho, saya kira kamu punya koneksi di sana?”
“Tidak ada Pak, tapi saya akan coba.”
“Bagus klo begitu.”



Well, here I am. Di tengah pagi buta yang sebentar lagi subuh untuk waktu Jakarta, bagian selatan tepatnya. Setelah mencoba tidur kembali satu jam lebih terakhir ini, masih tidak dapat tertidur. Neither in Jogja nor in Jakarta, insomnia comes. No exception.

Sebenarnya aku tadi telah tertidur di kasur yang disediakan oleh pemilik kos di mana Furqon tinggal di Jakarta. Namun, setelah dia pulang kerja pukul 2 pagi dan aku membukakan pintu kosnya yang kemudian kami lanjutkan dengan berbincang-bincang, aku tak dapat tidur kembali. Sekian puluh menit mencoba memjamkan mata, tetap tidak bisa. I just decided to write thereafter.

Jam 2 pagi baru pulang kerja yang kemudian akan pergi bekerja kembali 4 jam kemudian bukan ide bagus untuk masa depan. This is what Furqon do at least this last one month. It might be financially promising, but not such a perfect one if you plan to start your own family, right? Having wife and children without having togetherness in plenty time sama dengan mimpi dan kenyataan buruk kehidupan. Aku dan Furqon setuju untuk hal ini. Benar-benar tidak mudah untuk bekerja sebagai auditor dengan siklus harian pekerjaan yang tidak ramah dengan kedamaian ini. Mungkin bagi sebagian orang, kedamaian itu ialah ketika telah bekerja dalam waktu yang sangat berlebihan dalam sehari. But, once again, neither Furqon nor I agree that. But, why not as you are a single person? Work hard, right? J

Aku berada di Jakarta untuk memenuhi hasrat hatiku untuk melakukan penelitian skripsi di Metro TV. I just really wanted it deeply, beside having thesis theme newly and differently. I have been so excited. I just adore this company a lot. Berbeda!

This research is the qualitative one. Why not just a quantitative one? I don’t know. I just think the quantitative research is too common and uninteresting for me. Nothing different. I think that easy compared to the qualitative one. It is not easy, but is meaningful and worthy. I have more spaces to write, seems a bit free.

Kemarin, aku telah melakukan wawancara yang sudah kutunggu tepat sebulan ketika proposal kumasukkan. Dan beliau adalah marketing manager Metro TV: Pak Agus, yang bersedia untuk kuwawancarai. It was an enjoyable situation. Wawancara di kantin perusahaan dengan card pengenal yang bertuliskan “visitor” menjepit dasi yang kukenakan. Fun, I come through the room where I just see it on the TV; sitting among the broadcasting people in a uniquely new place.

Mewawancara? Ternyata sebuah pengalaman yang mengesankan. I did it. I felt like Desi Anwar, interviewing Dalai Lama or Richard Branson. It is interesting to be interested in people. Dengan mengenakan  things yang jarang sekali kukenakan seperti tidak hanya dasi, tapi juga celana kain dan sepatu pantofel seperti yang direkomendasikan oleh buku teks komunikasi busines dan yang di-warn oleh my honorable smart teacher, Mr. Imam. Tapi, kakiku lecet meskipun mengenakan kaos kaki. Tambah fun! Let me laugh first….Ha. Everything as I could do had been prepared well, but not for the blister. Laugh again. Just feel it.

Setelah lebih kurang 90 menit, wawancara selesai. As his secretary  (Ibu Yani) said, usually it needed twice or 3 times to do the interview for thesis writing, but it didn’t. Bersyukur beliau tidak sesibuk itu, atau telah bersedia dengan baik hati mengalokasikan waktu yang 90 menit itu bukan hal biasa dalam dunia busines untuk aktifitas yang bagi mereka tidak menilai tambah, tapi means a lot to me. Thanks God. Thanks Sir.

Hari ini, pukul 3 sore, aku hanya harus sekali lagi ke Metro TV untuk mengambil file company profile dan surat keterangan skripsi. Then go back to Jogja at 9 pm. Then, I can continue my writing at speed next rest days before planned graduation day. Hopefully. Untuk segera menjadi sarjana dan memasuki dunia baru yang tentunya berbeda.



Every time after I talk or laugh too much, I feel too many things have to be refined and revised. Life is all about learning…J

Monday, January 3, 2011

Motivasi Dahsyat








Ialah kekurangan, kemiskinan, kegagalan, dan kegetiran hidup sebagai pendorong dahsyat itu. Anne Ahira



Lampu baru saja menyala…

Sore ini, seperti biasa, ada jadwal untuk bermain futsal anak kos dengan stim lawan. Kali ini dengan lawan yang sama dengan minggu lalu, jam yang sama, dan lapangan yang sama. Namun, ketika tiba di lapangan, setelah melepas mantel hujan dikarenakan hujan lebat di Yogyakarta hari ini, keadaan lapangan tidak seperti biasanya. Sebuah anakronisma terjadi. Lapangan futsal indoor yang seharusnya terlindung dari hujan, 40% bagiannya tergenang air.

Hampir 45 menit memaksakan untuk menggunakan lapangan. Pemanasan, kemudian dribbling, passing, dan shooting, juga tidak ketinggalan heading, pada akhirnya aku  juga keluar lapangan menyusul teman-teman yang sudah lebih dulu keluar. Tim lawan yang datang terlambat, tak satupun dari mereka yang memasuki lapangan.

Keringat menetes kecil sambil menyaksikan tim lain yang sedang latihan di lapangan sebelah. Lapangan ini dalam kondisi seperti biasa, tidak ada air hujan yang menggenang. Tim yang sedang latihan ialah tim sama yang ku lihat pada minggu lalu. Sepertinya, tim ini rutin di Senin sore untuk latihan di lapangan ini. Seorang bapak yang berumur lebih kurang 50 tahun melatih tim ini. By the way, sangat jarang para mahasiswa yang berada di lapangan menyia-nyiakan untuk tidak bermain secepatnya. Namun mereka sungguh berniat untuk latihan. Passing, shooting, dribbling, dan lain-lain. They are not that young anymore, buat apa latihan begitu seriusnya, toh sejauh-jauhnya pencapaian di umur seperti ini paling-paling hanya menjuarai turnamen futsal se-propinsi. Toh, skill mereka juga tidak hebat-hebat amat.

Setelah mengajukan permohonan beberapa saat yang lalu, akhirnya kami bermain ( bertanding) dengan mereka, tim yang sedari tadi berlatih ini. Sang pelatih mendekati kami untuk mengajak berbincang sebentar, mengarahkan bagaimana permainan ini seharusnya dilakukan: compliance to the rule. Memang seharusnya seperti itu Pak. Saya setuju. Kami setuju.

Permainan pun dimulai. Latihan yang rutin mereka lakukan sangat membantu mereka untuk membingungkan kami. Kami yang unorganized dalam bermain harus menerima perlakuan permainan mereka yang lebih unggul. Aku pribadi tidak begitu merasa mereka seunggul itu, karena pengalaman bermain dengan dua atau tiga tim yang sebelumnnya di waktu lampau, jauh membuat kami kocar-kacir dan pontang-panting dibandingkan saat ini. Anyway, kami tetap kalah.

Permainan hanya berlangsung lima belas menit, kemudian usai. Untuk sepuluh orang, kami hanya bermain masing-masing 7 menit. Sangat singkat. Jangankan emosi, keringat pun enggan untuk keluar. Sang pelatih mereka mendekati kami untuk berbincang-bincang kembali. Beliau memperkenalkan diri sebagai pemain sepak bola di masa lampau. Salah satu dari pemain PSSI yang pernah TC di Brazil di masa lampau. Beliau banyak bercerita mengenai sepak bola masa lampau. Juga tentang Beni Dolo, Alfred Riedl, Okto, dan seterusnya. Aku mendengarkan. Sesekali bertanya. Mendengarkan kembali.

Setelah sang pelatih meninggalkan kami, tidak beberapa lama kami pun melangkahkan kaki pulang. Lagi, hujan yang berhenti sesaat, kembali lebat. Oh Tuhan, malam ini sempurna kegagalan dan kekalahan yang menyapa. Gagal untuk bermain karena lapangan tergenang hujan. Kalah dalam bermain dalam waktu singkat 15 menit tanpa gol yang kami sarangkan. Kemudian pulang dengan harus menggunakan mantel hujan kembali, mendapati kos dan seluruh tetangga dalam keadaan gelap gulita: listrik mati. Sistem wifi yang belum beroperasi yang telah beberapa minggu ini juga membuat dalam kekalahan dan kegagalan ini. Oh, malam ini sempurna untuk menggencet perasaan. Kegagalan dan kekalahan, lagi…

Namun, salah satu sisi hatiku berbicara: tidakkah indah pelajaran yang diberikan oleh kegagalan dan kekalahan? (1) dia mengingatkan bahwa engkau harus lebih banyak berlatih, dan (2) apakah ini benar-benar sesuatu yang menjadi fokus mu? Cling!!

Aku tidak mau berleha-leha duduk di ruang tamu kos di kegelapan ini. Aku putuskan untuk membeli lilin dan menggunakannya untuk mandi secepatnya, kemudian mengerjakan kewajiban harian, kemudian ku ambil buku favoritku untuk membaca diterangi oleh lilin. Oh indahnya!! Kamar kos terasa romantik dengan penerangan hanya lilin. Membaca nasihat dari sang penulis terasa syahdu sekali. Sepertinya nanti asyik juga untuk mematikan lampu kemudian menyalakan lilin untuk membaca. Meskipun penglihatan kurang terang, namun penglihatan dan pikiran lebih fokus ke konten buku. Indah sekali. Ini yang disebut dengan keterbatasan itu indah bagi hati yang berkeinginan namun tegar dan tangguh. Aku kembali merasakan bahwa motivasi yang paling hebat itu ialah kekurangan dan keterbatasan. Karena, seorang anak yang miskin akan lebih termotivasi daripada seorang anak dari keluarga yang kaya bukan? Pernyataan bahwa ini kemiskinan, kekurangan, kegagalan, dan kegetiran hidup sebagai pendorong dahsyat untuk mencapai impian ialah ketika aku membaca blognya Anne Ahira. Dan ketika itu aku berkata: “Iya juga ya!! Fabulous!!”

Sementara mudahnya mengeluhkan berbagai kekurangan dan kegetiran hidup, namun ternyata itulah pendorong yang dahsyat itu...Apa jadinya jikalau semuanya mudah? Lihatlah, hidup itu indah bukan. Firman Tuhan yang mengatakan bisa jadi ini buruk menurutmu padahal sebenarnya ia baik bagimu, benar-benar teryakini. Kita memang manusia, yang tidak semengerti itu dalam mengerti cara Tuhan berkomunikasi untuk menjadikan kita besar.

Lampu kemudian menyala. Aku mengaktifkan ‘mesin ketik elektronik’ ini untuk menulis tulisan ini. Pelajaran indah di awal tahun untuk lebih meresapi, untuk belajar lebih bersyukur, positif, berprasangka baik, menerima kekalahan dan kegagalan, dan berfokus dan berkonsentrasi pada kekuatan dalam mencapai impian. I wish this is going to be super, as I hate the mediocrity…

Life is beautiful. It is all about learning…