Wednesday, January 26, 2011

Doing the Interview at Metro TV




One that more powerful than connection to open the "door" is the combination of strong willingness, the courage to try, and the effort to present your best attitudes.



“Kepada siapa ya Pak saya tujukan proposalnya, ke bagian accounting?”
“Sebaiknya ke bagian perencanaan.”
“Oh,ada ya Pak bagian perencanaan.”
“Lho, saya kira kamu punya koneksi di sana?”
“Tidak ada Pak, tapi saya akan coba.”
“Bagus klo begitu.”



Well, here I am. Di tengah pagi buta yang sebentar lagi subuh untuk waktu Jakarta, bagian selatan tepatnya. Setelah mencoba tidur kembali satu jam lebih terakhir ini, masih tidak dapat tertidur. Neither in Jogja nor in Jakarta, insomnia comes. No exception.

Sebenarnya aku tadi telah tertidur di kasur yang disediakan oleh pemilik kos di mana Furqon tinggal di Jakarta. Namun, setelah dia pulang kerja pukul 2 pagi dan aku membukakan pintu kosnya yang kemudian kami lanjutkan dengan berbincang-bincang, aku tak dapat tidur kembali. Sekian puluh menit mencoba memjamkan mata, tetap tidak bisa. I just decided to write thereafter.

Jam 2 pagi baru pulang kerja yang kemudian akan pergi bekerja kembali 4 jam kemudian bukan ide bagus untuk masa depan. This is what Furqon do at least this last one month. It might be financially promising, but not such a perfect one if you plan to start your own family, right? Having wife and children without having togetherness in plenty time sama dengan mimpi dan kenyataan buruk kehidupan. Aku dan Furqon setuju untuk hal ini. Benar-benar tidak mudah untuk bekerja sebagai auditor dengan siklus harian pekerjaan yang tidak ramah dengan kedamaian ini. Mungkin bagi sebagian orang, kedamaian itu ialah ketika telah bekerja dalam waktu yang sangat berlebihan dalam sehari. But, once again, neither Furqon nor I agree that. But, why not as you are a single person? Work hard, right? J

Aku berada di Jakarta untuk memenuhi hasrat hatiku untuk melakukan penelitian skripsi di Metro TV. I just really wanted it deeply, beside having thesis theme newly and differently. I have been so excited. I just adore this company a lot. Berbeda!

This research is the qualitative one. Why not just a quantitative one? I don’t know. I just think the quantitative research is too common and uninteresting for me. Nothing different. I think that easy compared to the qualitative one. It is not easy, but is meaningful and worthy. I have more spaces to write, seems a bit free.

Kemarin, aku telah melakukan wawancara yang sudah kutunggu tepat sebulan ketika proposal kumasukkan. Dan beliau adalah marketing manager Metro TV: Pak Agus, yang bersedia untuk kuwawancarai. It was an enjoyable situation. Wawancara di kantin perusahaan dengan card pengenal yang bertuliskan “visitor” menjepit dasi yang kukenakan. Fun, I come through the room where I just see it on the TV; sitting among the broadcasting people in a uniquely new place.

Mewawancara? Ternyata sebuah pengalaman yang mengesankan. I did it. I felt like Desi Anwar, interviewing Dalai Lama or Richard Branson. It is interesting to be interested in people. Dengan mengenakan  things yang jarang sekali kukenakan seperti tidak hanya dasi, tapi juga celana kain dan sepatu pantofel seperti yang direkomendasikan oleh buku teks komunikasi busines dan yang di-warn oleh my honorable smart teacher, Mr. Imam. Tapi, kakiku lecet meskipun mengenakan kaos kaki. Tambah fun! Let me laugh first….Ha. Everything as I could do had been prepared well, but not for the blister. Laugh again. Just feel it.

Setelah lebih kurang 90 menit, wawancara selesai. As his secretary  (Ibu Yani) said, usually it needed twice or 3 times to do the interview for thesis writing, but it didn’t. Bersyukur beliau tidak sesibuk itu, atau telah bersedia dengan baik hati mengalokasikan waktu yang 90 menit itu bukan hal biasa dalam dunia busines untuk aktifitas yang bagi mereka tidak menilai tambah, tapi means a lot to me. Thanks God. Thanks Sir.

Hari ini, pukul 3 sore, aku hanya harus sekali lagi ke Metro TV untuk mengambil file company profile dan surat keterangan skripsi. Then go back to Jogja at 9 pm. Then, I can continue my writing at speed next rest days before planned graduation day. Hopefully. Untuk segera menjadi sarjana dan memasuki dunia baru yang tentunya berbeda.



Every time after I talk or laugh too much, I feel too many things have to be refined and revised. Life is all about learning…J

No comments:

Post a Comment