Berbicara mengenai televisi, ada yang begitu menarik perhatian saya. Beberapa hari ini aktor Denias yaitu Albert Fakdawer begitu sering muncul. Kemunculannya ialah dalam iklan pemerintah mengenai Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) dan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN). NISN ialah adalah kode pengenal siswa yang bersifat unik dan membedakan satu siswa dengan siswa lainnya. Sedangkan NPSN ialah kode pengenal sekolah yang bersifat unik dan membedakan satu sekolah dengan sekolah lainnya. Baik NISN maupun NPSN masing-masing memiliki prosedur yang telah ditetapkan pemerintah, jadi tidak bisa asal buat kode seperti buat nama email atau friendster..hehe..
Film "Denias" yang diangkat dari kisah nyata, membuat saya sering tertawa menontonnya, karena memang banyak adegan -adegan yang lucu di dalamnya. Film ini juga edukatif, inspiratif, dan motivatif. Banyak pelajaran yang bisa diambil, misalnya nasionalisme, kerja keras, dan pantang menyerah, tentunya masih banyak lagi.. Tidak salah jika film ini banyak mendapat penghargaan.
Dalam pembuatan film tersebut tentunya pesan-pesan yang terkandung di dalamnya ingin disampaikan kepada para penonton maupun masyarakat keseluruhan (generasi muda khususnya) . Pertanyaannya, sudah seberapa jauhkah film itu ditonton dan pesan-pesan yang terkandung dalam film tersebut dimengerti sehingga menjadi inspirasi bagi para penontonnya?
Beruntunglah bagi individu-individu yang tinggal di daerah di mana sarana untuk akses terhadap film tersebut mudah. Dalam hal ini kita berbicara mengenai ketersediaan bioskop ataupun tempat rental film-film (walaupun harus menunggu lumayan lama untuk ketersediaan VCD Originalnya). Tapi bagaimana dengan daerah yang tidak tersedia akan sarana-sarana di atas..?
Bagi saya pribadi merupakan hal yang hebat ketika setiap sekolah di Indonesia mengadakan pemutaran film tersebut yang ditonton oleh semua civitas akademik (murid, guru, dll) atau bisa disebut bioskop di sekolah. Dalam hal ini pemerintah daerah setempat membagikan VCD film secara gratis, satu sekolah satu. We are not talking about financial, APBD tidak akan terganggu sedikit pun kok..hehe...Adapun jika pemda setempat tidak ada keinginan ke arah sana, sepertinya inisiatif para guru sendiri untuk hal itu patut diberikan two thumbs up.
Ada banyak manfaat yang diperoleh, di antaranya :
Film "Denias" yang diangkat dari kisah nyata, membuat saya sering tertawa menontonnya, karena memang banyak adegan -adegan yang lucu di dalamnya. Film ini juga edukatif, inspiratif, dan motivatif. Banyak pelajaran yang bisa diambil, misalnya nasionalisme, kerja keras, dan pantang menyerah, tentunya masih banyak lagi.. Tidak salah jika film ini banyak mendapat penghargaan.
Disamping itu, film "Nagabonar Jadi Dua" juga patut diacungi jempol. Film yang disutradarai dan diperankan oleh aktor senior Dedi Mizwar ini juga berbicara masalah nasionalisme. Tidak berbeda dalam hal kualitas dengan Denias, film ini edukatif, inspiratif, dan menumbuhkan rasa nasionalisme itu sendiri. Tentunya juga banyak penghargaan yang diraih, baik film itu sendiri maupun bagi para aktornya.
Dalam pembuatan film tersebut tentunya pesan-pesan yang terkandung di dalamnya ingin disampaikan kepada para penonton maupun masyarakat keseluruhan (generasi muda khususnya) . Pertanyaannya, sudah seberapa jauhkah film itu ditonton dan pesan-pesan yang terkandung dalam film tersebut dimengerti sehingga menjadi inspirasi bagi para penontonnya?
Beruntunglah bagi individu-individu yang tinggal di daerah di mana sarana untuk akses terhadap film tersebut mudah. Dalam hal ini kita berbicara mengenai ketersediaan bioskop ataupun tempat rental film-film (walaupun harus menunggu lumayan lama untuk ketersediaan VCD Originalnya). Tapi bagaimana dengan daerah yang tidak tersedia akan sarana-sarana di atas..?
Bagi saya pribadi merupakan hal yang hebat ketika setiap sekolah di Indonesia mengadakan pemutaran film tersebut yang ditonton oleh semua civitas akademik (murid, guru, dll) atau bisa disebut bioskop di sekolah. Dalam hal ini pemerintah daerah setempat membagikan VCD film secara gratis, satu sekolah satu. We are not talking about financial, APBD tidak akan terganggu sedikit pun kok..hehe...Adapun jika pemda setempat tidak ada keinginan ke arah sana, sepertinya inisiatif para guru sendiri untuk hal itu patut diberikan two thumbs up.
Ada banyak manfaat yang diperoleh, di antaranya :
- Pesan film tersebut sampai ke penonton potensial (generasi pelajar), sehingga terbentuknya pelajar Indonesia yang di samping pintar atau cerdas, juga cinta terhadap tanah air. Kecintaannya terhadap tanah air, sedikit banyak pasti tidak akan mengikuti perilaku negatif generasi di atasnya, korupsi contohnya.
- Hubungan emosinal antara guru dan murid akan lebih tumbuh dengan terciptanya suasana kekeluargaan ketika menonton, walau guru-guru sudah menonton ataupun malas nonton, pura-pura nonton lah..hehe...
- Beban para murid akan pelajaran akan berkurang, karena menonton ialah hiburan.
- Murid-murid akan lebih mencintai sekolah mereka. Mereka pasti tidak akan pernah melupakan momen ini kelak.
(Tulisan ini dibuat saat Yogyakarta tidak dalam keadaan hujan, tetapi cuaca yang lumayan dingin..Hmm...)